BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berdasarkan perkembangan sejarah mengajar, para
ahli pendidikan menyelidiki cara mengajar yang terbaik dan tercepat dapat
mencapai tujuan pengajaran. Ketika orang tua dan guru peduli terhadap dunia
pendidikan, mulailah mereka mencatat pengalaman dan pendiriannya tentang
mendidik anak dan menerbitkan berbagi catatan dalam bentuk buku. Dari buku
tersebut, kemudian berkembang menjadi diskusi ataupun eksperimen tentang usaha
mencari metode mengajar yang paling tepat. Proses tersebut akhirnya melahirkan
bermacam-macam aturan
tentang pengajaran. Aturan-aturan tersebut sekarang disebut didaktik metodik.
1.2.Batasan
Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan
lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini,
maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup metode pembelajaran macam- macam maharah untuk anak-anak.
1.3.Metode pembahasan
Dalam hal ini kami menggunakan:
1.
Metode Deskriptif, sebagaimana ditunjukan oleh namanya, pembahasan ini bertujuan
untuk memberikan gambaran tentang suatu
metode pembelajaran macam-macam maharah untuk anak-anak .
2.
Penelitian Kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan
data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan-bahan lainnya yang ada
hubungannya dengan masalah-masalah yang akan di jelaskan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Perkembangan Metode Pembelajaran Bahasa Arab Pada Anak Usia Dini
Berdasarkan perkembangan sejarah mengajar, para
ahli pendidikan menyelidiki cara mengajar yang terbaik dan tercepat dapat
mencapai tujuan pengajaran. Ketika orang tua dan guru peduli terhadap dunia
pendidikan, mulailah mereka mencatat pengalaman dan pendiriannya tentang
mendidik anak dan menerbitkan berbagi catatan dalam bentuk buku. Dari buku
tersebut, kemudian berkembang menjadi diskusi ataupun eksperimen tentang usaha
mencari metode mengajar yang paling tepat. Proses tersebut akhirnya melahirkan
bermacam-macam aturan
tentang pengajaran. Aturan-aturan tersebut sekarang disebut didaktik metodik.
Didaktik terus berkembang, para pendidik
menyusun berbagai cara agar dapat menanamkan pengetahuan kepada anak didiknya
dengan cara tersingkat dan terpasti. Saat akan mendidik, pengajar (guru / orang
tua) berpikir tentang alat-alat yang harus digunakan yang sesuai dengan materi
pelajaran. Selain itu, dipikirkan pula waktu (jam) mengajar dalam kurun waktu
tertentu seperti kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Cara mengajar
yang ditempuh para pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran ini kemudian
dinamakan metodik atau metode, yang artinya “cara sistematis untuk menyampaikan
pelajaran”.
Didaktik metodik terus tumbuh dan mengalami
pembaruan sehingga didaktik metodik yang sekarang digunakan (awal abad ke-21 M)
berbeda dengan didaktik metodik zaman Comenius yang hidup pada abad ke-18/19.
Ilmu pengetahuan tentang anak-anak, baru sungguh-sungguh dipelajari pada akhir
abad ke-19. Pengetahuan baru tersebut menerangkan bahwa jika seseorang hendak
mengajar anak-anak dengan baik, harus mengetahui bagaimana jiwa anak-anak
tersebut berkembang seperti bagaimana anak-anak mengamati, berpikir, bereaksi,
serta apa yang mereka pahami pada suatu tingkat perkembangan tertentu dan apa
yang belum dapat mereka pahami.
Secara umum, metode pendidikan banyak sekali
jenisnya. Akan tetapi, tidak semua khazanah metode pengajaran tersebut cocok
bagi program kegiatan usia TK dan kelompok bermain, misalnya metode ceramah
tidak cocok untuk program kegiatan belajar usia TK dan kelompok bermain, karena
metode ceramah menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama
padahal rentan anak relatif singkat.
Metode pengajaran yang dilaksanakan untuk usia
TK dan Kelompok Bermain secara umum, yakni :
1. Metode Bercerita ;
2. Metode Bercakap-cakap ;
3. Metode Berdiskusi ;
4. Metode tanya jawab ;
5. Metode pengucapan syair ;
6. Metode dramatisasi ;
7. Metode pemberian tugas ;
8. Metode praktik langsung ;
9. Metode demonstrasi ;
10. Metode pantomim ;
11. Metode menyanyi ;
12. Metode skolastik/calistung/kinesteti ;
13. Metode bermain ;
14. Metode
wisata bermain ;
15. Metode
proyek/kerja kelompok ;
16. Metode
gerak dan lagu ;
17. Metode
menari ;
18. Metode
permainan musik ;
19. Metode
senam ;
20. Metode
atraktif.
Karena begitu pentingnya nilai bermain dalam kehidupan
usia anak TK dan Kelompok Bermain, pemanfaatan unsur bermain dalam setiap
pelaksanaan metode tersebut merupakan syarat mutlak yang sama sekali tidak bisa diabaikan.
Bagi anak TK dan Kelompok Bermain, belajar
adalah bermain dan bermain adalah belajar. Dalam pendahuluan Garis-Garis Besar
Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak (GBPKB-TK 1994) dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan
prasekolah, dijelaskan bahwa program kegiatan belajar TK dan Kelompok Bermain
meliputi upaya pengembangan yang mencakup hal sebagai berikut :
a) Program
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di TK dalam rangka pembentukan perilaku,
melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari yang meliputi
pengembangan agama, moral Pancasila, disiplin, perasaan emosi, dan kemampuan
bermasyarakat ;
b) Program kegiatan belajar dalam rangka
pengembangan kemampuan dasar, melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru,
meliputi pengembangan kemampuan Pendidikan Agama Islam (PAI), berbahasa, daya
pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani.
Pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan
dasar tersebut dicapai melalui metode yang digunakan agar dapat memacu
perkembangan motorik, kognitif, bahasa, daya pikir/kreativitas, emosi, dan
sosial anak.
2.2. Metode-Metode
Pembelajaran Bahasa Arab Pada Anak Usia
Dini
1. Metode Pembelajaran Menyimak
- Guru membacakan suatu topik atau kisah yang
sesuai dengan materi kepada anak. Sementara itu, mereka menyimaknya dan tidak
memegang teks yang dibacakan guru. Setelah selesai membacakan, guru memberikan
sejumlah pertanyaan kepada anak mengenai materi yang mereka dengar, kemudian
mereka mendiskusikannya. Contoh, guru memberikan sebuah cerita pendek tentang
seekor kucing yang mana kucing itu diberi nama Qittun dan ketika itu
semua anak disuruh untuk menyimaknya.
- Guru menyampaikan kisah kepada anak dengan
bahasa yang sesuai. Lalu, guru meminta mereka untuk mengisahkan kembali cerita
itu. Atau mereka bisa mengusulkan beberapa judul untuk kisah itu dan memilih
satu judul yang sesuai. Kemudian, mereka menyampaikan kisah itu dengan bahasa
mereka sendiri dengan atau tanpa bantuan pertanyaan yang diajukan guru.
2. Metode Pembelajaran Berbicara
·
Guru mencatat pokok-pokok utama dari suatu materi dan membacakannya kepada anak.
·
Guru meminta anak untuk berdiskusi tentang penjelasan
aspek-aspek dari suatu topik dan menentukan unsur-unsurnya.
·
Guru meminta dan mengarahkan anak untuk
berbicara tentang topik itu.
·
Siswa berbicara tentang topik itu secara
keseluruhan.
·
Guru memberitahu siswa mengenai
kesalahan-kesalahan umum dari setelahnya mereka selesai berbicara.
3. Metode Pembelajaran Membaca
Bagi usia dini, pengejaan merupakan salah satu
cara terbaik dan tercepat dalam pengajaran membaca. Pada fase ini, ada beberapa
langkah yang bisa ditempuh guru, diantaranya:
a) Mengenalkan huruf-huruf yang berdiri sendiri
disertai harakatnya dan huruf-huruf „illah;
b) Memilih 28 kata yang terdiri dari kategori
hewan, alat-alat rumah tangga, industri dan sebagainya.
Huruf pertama dari satu kata tidak boleh digunakan sebagai huruf pertama pada
kata lain. Hewan-hewan dan alat-alat itu digambar oleh guru dan identitas dari
gambar hewan dan alat itu dituliskan dibawahnya.
c) Menyampaikan suatu penggalan prosa yang jumlah
katanya tidak kurang dari 50 kata. Isinya bisa berupa cerita tentang hewan,
benda mati, manusia, atau alam.
Setelah fase pengejaan berakhir, ada lima cara
yang bisa digunakan guru ditinjau dari sudut atau mudahnya suatu topik :
1) Jika penggalan suatu topik tidak memerlukan
penjelasan, guru menyuruh salah seorang anak untuk membacanya dihadapannya.
Sementara anak-anak lain membacanya pula secara pelan. Bila salah seorang
diantara belum bisa memahaminya, ia diminta untuk membacanya sekali lagi dan
menjelaskan maknanya ;
2) Jika penggalan suatu topik tidak memerlukan
penjelasan bahkan cenderung membosankan, setiap anak diminta untuk membaca
topik itu untuk menghindari rasa bosan ;
3) Jika penggalan suatu topik itu sulit, guru
harus mampu memperjelas topik tersebut, lalu menyuruh anak-anak untuk membaca
penggalan topik itu ;
4) Guru membacakan penggalan suatu topik di
hadapan siswa dan mereka mendengarkannya. Kemudian guru menanyakan makna dari
topik itu kepada mereka ;
5)
Guru memilih suatu penggalan dan menyuruh siswa
untuk membacanya di rumah setelah menjelaskan hal-hal yang sulit dipahami.
4. Metode Pembelajaran Menulis
Anak-anak mulai mencorat-coret (scribbling) sekitar usia 2 atau 3 tahun.
Keahlian motorik mereka lazimnya berkembang sedemikian rupa sehingga mereka
mulai sanggup menulis huru-huruf pada
masa awal kanak-kanak mereka. Hapir seua anak usia 4 tahun dapat menuliskan
nama depan mereka. Anak usia 5 tahun dapat menuliskan kembali huruf-huruf yang
mereka lihat dan menirukan menulis beberapa kata yang pendek.
Kesalahan-kesalahan merupakan hal yang lazim terjadi kala anak mulai
belajar menulis. Selama tingkat-tingkat awal sekolah dasar, banyak anak
terus-menerus melakukan kekeliruan menuliskan huruf-huruf yang mirip satu sama
lain, seperti b dan d, atau p dan q. Saat mulai menulis, anak-anak seringkali
menciptakan ejaan-ejaan atau lafal-lafal baru. Mereka umumnya membuat
lafal-lafal sesuai bunyi yang mereka dengar.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara umum, metode pendidikan banyak sekali
jenisnya. Akan tetapi, tidak semua khazanah metode pengajaran tersebut cocok
bagi program kegiatan usia TK dan kelompok bermain, misalnya metode ceramah
tidak cocok untuk program kegiatan belajar usia TK dan kelompok bermain, karena
metode ceramah menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama
padahal rentan anak relatif singkat. Metode pengajaran yang dilaksanakan untuk
usia TK dan Kelompok Bermain secara umum, yakni :
1. Metode Bercerita ;
2. Metode Bercakap-cakap ;
3. Metode Berdiskusi ;
4. Metode tanya jawab ;
5. Metode pengucapan syair ;
6. Metode dramatisasi ;
7. Metode pemberian tugas ;
8. Metode praktik langsung ;
9. Metode demonstrasi ;
10. Metode pantomim ;
11. Metode menyanyi ;
12. Metode skolastik/calistung/kinesteti ;
13. Metode bermain ;
14. Metode
wisata bermain ;
15. Metode
proyek/kerja kelompok ;
16. Metode
gerak dan lagu ;
17. Metode
menari ;
18. Metode
permainan musik ;
19. Metode
senam ;
20. Metode
atraktif.
Adapun metode-metode pembelajaran
bahasa arab pada anak usia dini, meliputi :
·
Metode pembelajaran menyimak.
·
Metode pembelajaran berbicara.
·
Metode pembelajaran membaca.
·
Metode pembelajaran menulis.
DAFTAR PUSTAKA
v
Ali Khuli, M. (2002). Model Pembelajaran
bahasa Arab. Bandung: Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab.
v
Al-„Aliem Ibrahim, A. (tt). Al-Muwajjah
al-Fannie li madrasah al-Lughah al-’Arabiyyah. Kairo: Dar al-Ma‟arif.
v
Hidayat, H. (2003). Aktivitas Mengajar Anak
TK. Bandung: Katarsis.
v
Muhammad „Atha, I. (1999). Thuruq at-Tadries
al-Lughah al-‘Arabiyyah. Kairo: Maktabah an-Nahdhah al-Mishriyyah.
v
Santrock, John. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta:
PT.Gelora Aksara Pratama.
izin copy ya..
BalasHapussilahkan...
Hapus